
Asal Mula Adanya Belasan Rumah dalam Sekolah Smpn 22 Jakarta Kota
Bangunan sekolah umumnya diterapkan untuk aktivitas belajar mendidik. Namun tak untuk sekolah SMPN 22 dan SDN 06 Jakarta.
Semenjak tahun 1958, bangunan itu telah diterapkan untuk pemukiman warga. Melainkan yang dibolehkan tinggal cuma orang-orang tertentu, contohnya pensiunan guru, pegawai tata usaha, atau penjaga sekolah setempat.
Ketua RT 02/05 Jembatan Batu, Barsel Silalahi menyebutkan asal mula adanya pemukiman di gedung sekolah. Bangunan yang berada di jalan Jembatan Batu, Pinangsia, Jakarta Barat itu dibangun tahun 1910 lalu.
Awalnya bangunan hal yang demikian dikelola kelompok sosial Tionghoa dan dibuat sekolah Kuo Min Tang. Memasuki 1958 gejolak politik terjadi yang mewajibkan pemilik sekolah meninggalkan Indonesia.
“Pada dikala itu panglima perang menunjuk orang tua kami untuk menjaga dan memproses sekolah itu menjadi sekolah negeri,” tutur Barsel terhadap Metrotvnews.com, Jakarta Sentra, Senin, 31 Juli 2017.
Orang tua Barsel yang adalah Tentara Pelajar memperoleh mandat menjaga sekolah. Semenjak itulah, mereka telah memperoleh izin menempati dan mengelola sekolah supaya menjadi sekolah negeri.
Sesudah itu, enam sekolah negeri berdiri di tanah seluas 3.853 meter kubik. Enam sekolah itu adalah SDN 06, SDN 07, SMPN 22, 33, 55, dan SMAN 18.
“Kini tinggal dua sekolah, SDN 06 dan SMPN 22. Semestinya lain telah pindah,” ujar ia.
Warga lainnya, Romei Hasibuan telah tinggal lebih dari 30 tahun di SMPN 22 Jakarta. Ayahnya, Marsudin Hasibuan menjadi direktur pertama dikala Tiongkok menyerahkan bangunan hal yang demikian pada Pribumi.
“Bapak aku masih ada hingga kini. Jadi ia tahu sekali sejarahnya bangunan ini,” pungkas Romei.
Sebelumnya ada 26 kepala keluarga yang menempati gedung sekolah ini. Jumlah itu kemudian menyusut menjadi 16 KK.
16 KK tinggal di bangunan sisi kanan paling depan sekolah. Mereka tinggal di lantai dua, tiga, dan empat.
Semua Angkat Kaki
Ia warga yang menempati gedung SMPN 22 dan SDN 02 Jakarta mesti buru-buru angkat kaki. Pasalnya, gedung yang masuk dalam bangunan cagar tradisi itu bakal direnovasi.
Barsel Silalahi tidak terima dia dan warga lainnya dianggap penghuni liar dan dituduh mendirikan bangunan liar. Telah kukuh bila perbuatannya sah dan telah memperoleh izin.
“Sesungguhnya ada izin menempati. Kami punya suratnya,” ujar Barsel.
Ia, warga telah mendengar agenda pengosongan gedung semenjak 2011 lalu. Akan melainkan belum ada tindak lanjut dari Pemprov DKI Jakarta.
Barsel mengatakan, semenjak tahun 2011 sampai dikala ini belum ada upaya mediasi dari Pemprov DKI Jakarta. Telah memperkenalkan, Dinas Pengajaran tiba-tiba melayangkan surat pengosongan gedung pada Februari 2017.
“Lalu tanggal 19 Juni aku mengundang Pak Prasetyo (Ketua DPRD DKI Jakarta) untuk meminta dimediasi dengan Wali Kota Jakarta Barat,” tutur Barsel.
Permintaan untuk mediasi bahkan gagal. 14 Juli pembongkaran mulai dikerjakan. Perasaan was-was membikin Barsel kembali menemui Prasetyo Edi Marsudi untuk meminta dimediasi dengan Pemprov DKI Jakarta. Lagi-lagi upaya mediasi tak terbentuk.
“Belum mediasi telah ada surat pengosongan. Kami berharap mediasi dahulu agar terang apa yang kita berkeinginan disepakati,” jelas ia.
Dinas Pengajaran kembali memerintahkan warga RT 02/05 untuk angkat kaki dari gedung hal yang demikian. Mereka diberikan waktu sampai dua hari setelah hari ini, 2 Agustus. Selain itu, situs slot bet 200 dengan taruhan mulai dari 200 hingga 10 ribu juga memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi pemain. Bagi mereka yang ingin mencoba peruntungan dengan taruhan kecil, mereka bisa memilih bet 200 atau 500 untuk memulai.
Baca Juga : Arti SLTP: Pengertian, Jenis, dan Perkembangannya di Indonesia